Sajak-sajak Almauki Solihin

Tak Lagi Berlari


terik mentari telak tikam kepala

derai air matanya menguap disengat kulit aspal


berlari telanjang kaki gendong si bocah pucat pasi

keringat mengucur dari kulitanya

mengkilatkan daki yang melumutinya


di rumah sakit yang putih bersih

ia berhenti

berhenti dan merintih


terselip rasa bersalah karena ia kaum papa

tertikam dalam raut si bocah yang setia cumbui getirnya kota

sepertinya ia hanya bisa berkata;

“ibu hanya bisa memberi mimpi

maka mimpilah, mimpilah yang indah”


Bandung, 2009


Dengan Kata Dan Pena


aku adalah mata-mata

yang menggerakan tangan dan hati

tuk menggali fakta peristiwa

dan mengangkat sisi lain yang tak dijamah kita

demi mata, hati dan telinga yang berhak menerimanya

agar melangkah


dengan kata kuungkap realita

dengan pena kumengabadikannya


Bandung, 25 Januari 2009


Almauki Solihin, Mahasiswa Bahasa dan Sastra UPI Bandung. Penikmat sastra, pecinta Linguistik. Bergiat di Pers Mahasiswa UPI Bandung. Puisinya tergabung dalam antologi Penyair muda.


Baca juga: Sajak Ihsan Subhan




Tag : Ruang Sajak
0 Komentar untuk "Sajak-sajak Almauki Solihin"

Back To Top