Sajak-sajak Ferdinan De J Saragih

Serupa Angin

aku masih menunggumu di gerbang

menuju ruang kelam kita dulu

pada setiap sudut ruang itu

tertinggal kesetiaanmu, apakah dulu

kau lupa untuk membawa atau kesengajaanmu

mungkin di ruang ini ada penyesalan

ketololan yang sembrautan

kenikmatan penuh kabut

tapi, aku tak perduli tentang itu

aku hanya ingin kesetiaanmu yang serupa angin

Lembang, 2009


Dua Senja

dalam lamunanku yang panjang, aku

memikirkanmu seperti malam memikirkan bulan

mengisyaratkan kisah kita

yang tak bisa berpijak seumpama impian kita

tentu saja kita tidak akan memiliki

anak laki-laki dan perempuan

kita memang belum terlalu jauh

berjalan di atas tepi ini

hanya saja tujuan kita sama

namun kita tak pernah sampai ke samudra

karena kakimu dan kakiku

selalu terpasung pada persinggahan yang berbeda.

Ledeng, 2009


Sehari Lalu

sehari lalu kau datang penuhi mimpi

lalu kucoba menyalakannya dalam tungku hatiku

di kenyataan aku mencintaimu melebihi mimpiku

akupun menunggu hingga sehari lalu

sayang cahayamu telah hilang

jiwaku tak lagi menggumimu

sudah cukup sajakku mendongeng tentangmu.

Sehari lalu jawabmu hanya sunyi

lengang serupa batu, tak cukupkah waktu itu

kukerahkan mengetuk Pintumu

Setia Budhi, 2009


Kepada Tuhan

surat ini mungkin terlalu lama

kukirimkan melalui pos kota

berisi doa-doa dan no Hpku

Tuhan tau sendiri, sinyal di antara kita

telah terputus sekian lama

seumpama percerayan sepasang mempelai

Tuhan mungkin sudah bosan

mengetik sms di hari lalu, namun

tak pernah ada balasan dariku

dulu aku masih menikmati dunia

kini aku telah membenahinya lagi

sudi kiranya Tuhan menghubungiku kembali

Bandung, 2009


Penolakan

di saat fajar roh dan raga akan bercerai

waktuku setengah malam lagi

jangan membanguniku

setelah adegan penolakan itu

satu hal yang belum kuucapkan

sebelum pergi

tapi tidak dapat kuungkapkan

lewat gema

kau bisa membacanya

pada surat terakhirku

dalam dadaku, tepat dipangkal hatiku

tertulis “hatiku merana”

Setia Budhi, 2008


Perempuan

hatimu selalu saja kau selimuti pada suasana

gerah kemarau ini

aku kehausan menyelusuri bukit

lembah juga lorong yang kau beri api

menunggu pada musim basah nanti

terlalu sulit untukku melewati lumpur mati

menuju puncakmu

perempuanku,

dengan jubah berselimut salju

akan kuterobos apimu sebelum puncakmu

ditumbuhi ladang-ladang baru

Setia Budhi, 2009


Biodata Penulis

Ferdinan De J Saragih lahir di Sigodang, Sumatra Utara, 4 Desember 1988. Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung. Penulis, blogger (www.ferdinande.tk). Karyanya dimuat di berbagai media. Puisinya tergabung pada antologi Karnaval Kupu-kupu dan Penyair Muda.


Kontes SEO 2009, kontesSEO1 dan kontesSEO2




Tag : Ruang Sajak
0 Komentar untuk "Sajak-sajak Ferdinan De J Saragih"

Back To Top